Pada usia 6 tahun Rasulullah saw diajak oleh ibunda Siti Aminah untuk menziarahi makam ayahnya, Ayahnya meninggal pada saat Beliau masih di dalam kandungan. Siti Aminah dan Muhammd saw serta di temani budak warisan dari ayahnya yang bernama Ummu Aiman. Setelah meminta izin ke kakek tercintanya Abdul Mutholib maka mereka bertiga berangkat ke Madinah dan sampai di Madinah Muhammad adalah seorang anak yang supel, sopan, dan pandai bergaul dengan teman teman –yang notabenenya adalah teman—barunya.
Pada suatu hari, saat beliau bermain ke suatu tempat ada seorang yang Yahudi yang mengetahui ada stempel kenabian di dalam kepribadiannya, sehingga menyebar berita tentang kedatangan Muhammad saw. Berita demi berita berkembang dan berita itu terdengan oleh Ummu Aiman, segera Ummu Aiman melaporkannya ke Siti Aminah. Karena Siti Aminah khawatir apabila terjadi hal hal yang tidak di inginkan maka Muhammad diajak untuk kembali ke Mekkah, demi sang buah hati yang sebenarnya adalah calon pemimpin ummat dan jadi teladan seluruh ummat di dunia ini.
Ditengah perjalanan ayah bunda tercinta yaitu Siti Aminah sakit dan meninggal dunia, kemudian di makamkan di Abwa’. Kemudian Muhammad melanjutkan perjalanan menuju Mekah dengan ditemani dan Ummu Aiman. Sesampainya di Mekah, Muhammd saw diserahkan ke kakeknya Abdul Mutholib dan kini status Muhammad menjadi yatim-piatu yang diasuh oleh kakeknya seorang tokoh Quraisy terkemuka pada masa itu.
Abdul Mutholib mempunyai 12 anak, akan tetapi yang masih hidup pada saat kelahiran Muhammad hanya ada empat yaitu Hamzah, Abbas, Abu Lahab dan Abu Tholib. Hamzah dan Abbas mengimani kerasulan Muhammad saw pada saat mendapat wahyu di gua hiro, sedangkan Abu Tholib dan Abu Lahab, menurut sejarawan keduanya belum beriman dengan kerasulan Muhammd saw sampai akhir hayatnya, meskipun Abu Thalib mendukung dengan gerakan dakwah yang dibangun oleh Rasulullah saw. Berbeda dengan pamannya yang bernama Abu Lahab yang menentang keras terhadap dakwah Rasulullah hingga Allah mengabadikan namanya di dalam al Qur'an yaitu surat al Lahab.
Sepeninggal Abdul mutholib Muhammad ikut pamannya yaitu Abu tholib hingga Abu Tholib meninggal dunia dan berbondong bondong orang orang mekah mulai masuk Islam…(p.wi)
Baca Juga Tafsir 4-7 di sini
Pada suatu hari, saat beliau bermain ke suatu tempat ada seorang yang Yahudi yang mengetahui ada stempel kenabian di dalam kepribadiannya, sehingga menyebar berita tentang kedatangan Muhammad saw. Berita demi berita berkembang dan berita itu terdengan oleh Ummu Aiman, segera Ummu Aiman melaporkannya ke Siti Aminah. Karena Siti Aminah khawatir apabila terjadi hal hal yang tidak di inginkan maka Muhammad diajak untuk kembali ke Mekkah, demi sang buah hati yang sebenarnya adalah calon pemimpin ummat dan jadi teladan seluruh ummat di dunia ini.
Ditengah perjalanan ayah bunda tercinta yaitu Siti Aminah sakit dan meninggal dunia, kemudian di makamkan di Abwa’. Kemudian Muhammad melanjutkan perjalanan menuju Mekah dengan ditemani dan Ummu Aiman. Sesampainya di Mekah, Muhammd saw diserahkan ke kakeknya Abdul Mutholib dan kini status Muhammad menjadi yatim-piatu yang diasuh oleh kakeknya seorang tokoh Quraisy terkemuka pada masa itu.
Abdul Mutholib mempunyai 12 anak, akan tetapi yang masih hidup pada saat kelahiran Muhammad hanya ada empat yaitu Hamzah, Abbas, Abu Lahab dan Abu Tholib. Hamzah dan Abbas mengimani kerasulan Muhammad saw pada saat mendapat wahyu di gua hiro, sedangkan Abu Tholib dan Abu Lahab, menurut sejarawan keduanya belum beriman dengan kerasulan Muhammd saw sampai akhir hayatnya, meskipun Abu Thalib mendukung dengan gerakan dakwah yang dibangun oleh Rasulullah saw. Berbeda dengan pamannya yang bernama Abu Lahab yang menentang keras terhadap dakwah Rasulullah hingga Allah mengabadikan namanya di dalam al Qur'an yaitu surat al Lahab.
Sepeninggal Abdul mutholib Muhammad ikut pamannya yaitu Abu tholib hingga Abu Tholib meninggal dunia dan berbondong bondong orang orang mekah mulai masuk Islam…(p.wi)
Baca Juga Tafsir 4-7 di sini
No comments:
Post a Comment